{"id":7285,"date":"2023-04-27T15:33:37","date_gmt":"2023-04-27T08:33:37","guid":{"rendered":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/?p=7285"},"modified":"2023-04-27T15:33:43","modified_gmt":"2023-04-27T08:33:43","slug":"cara-menjual-diri-lewat-portofolio","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/dunia-kerja\/cara-menjual-diri-lewat-portofolio\/","title":{"rendered":"Tips Beserta Cara Menjual Diri Lewat Portofolio"},"content":{"rendered":"\n

Cara menjual diri lewat portofolio tentu dianggap sangat mudah oleh beberapa orang. Namun, masih banyak yang tidak tau tips tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Bisa jadi sedang berencana melamar kerja ataupun menawarkan jasa buat menanggulangi sesuatu proyek, kemudian akan segera dimohon buat mengirimkan portofolio diri ataupun karya. <\/p>\n\n\n\n

Anda juga bisa bimbang dengan portofolio itu sendiri. Supaya tidak bimbang lagi mesti ketahui bahwa sebuah portofolio ialah kumpulan karya- karya terbaik yang sudah di buat dalam waktu tertentu. <\/p>\n\n\n\n

Selain ini, porto folio ialah elemen terutama dalam melamar pekerjaan maupun menawarkan jasa anda. Terutama yang wajib tahu yaitu bahwa portofolio berperan selaku ajang dalam menjual diri. <\/p>\n\n\n\n

Beberapa Cara Menjual Diri Lewat Portofolio Secara Benar<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Portofolio ini dapat menampilkan kepribadian serta keahlian yang sebenarnya. Berikut beberapa tipsnya supaya dapat lebih menjual diri melalui porto folio yang di miliki supaya dilirik rekruter.<\/p>\n\n\n\n

    \n
  1. Cara Menjual Diri Lewat Portofolio : Menggambarkan Diri Melalui Biodata Yang Baik<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

    Branding personal biasanya dapat maksimalkan melalui biodata di web individu. Jangan hanya menuliskan nama ataupun semata- mata riwayat pembelajaran serta pengalaman melalui about me yang membosankan. <\/p>\n\n\n\n

    Namun dapat membuat biodata terbaik dalam wujud cerita yang harus membangun koneksi. Walaupun bukan sebagai penulis yang handal, tentu dapat mengawali dengan cerita sederhana yang menarik. <\/p>\n\n\n\n

    Perihal pengalaman yang berlaku buat web usaha yang dirintis dari nol. Ceritakan dari sebagian perihal terpaut industri semenjak berdiri sampai tumbuh pesat semacam saat ini.<\/p>\n\n\n\n

      \n
    1. Tips Penting : Tunjukan Hasil Karya Terbaik<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

      Tips dalam membuat porto folio online yang bagus tidak lepas dari keahlian dalam menunjukkan hasil karya di web. <\/p>\n\n\n\n

      Adapun proyek ataupun pekerjaan yang sempat di selesaikan dapat ditampilkan di taman web demi membagikan kesan positif pada konsumen ataupun klien. <\/p>\n\n\n\n

      Walaupun masih pendatang baru di bidang tersebut, bukan hal itu bukan permasalahan besar sepanjang sanggup menunjukkan visual yang bagus. <\/p>\n\n\n\n

      Pasti mutu pekerjaan yang di tawarkan ini wajib sebanding dengan tampilan visual tersebut.<\/p>\n\n\n\n

      Baca juga: Hal yang perlu diperhatikan sebelum tanda tangan kontrak kerja<\/a><\/strong><\/p>\n\n\n\n

        \n
      1. Menulis Beberapa Konten Yang Baik<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

        Sekarang ini, tidak wajib bekerja sendiri buat membuat konten yang bermutu. Terdapat jasa kepenulisan yang siap menolong anda dalam membuat konten yang bermutu.<\/p>\n\n\n\n

        Bahkan telah berbasis seo serta pembaharuan data terkini. Yakinkan membuat konten yang lebih relevan dengan tema ataupun kompetensi suatu web. <\/p>\n\n\n\n

        Bila web anda bergerak pada bidang jual beli baju, hingga dapat menulis konten yang berkaitan dengan industri mode terkini.<\/p>\n\n\n\n

          \n
        1. Jangan Mudah Terjebak Format Porto Folio Yang Standar<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

          Cara menjual diri lewat porto folio dapat dilakukan apabila ini pertama kalinya anda mencari pekerjaan, tentu bisa mencontoh format portofolio yang telah terdapat buat langkah awal. <\/p>\n\n\n\n

          Misalnya, anda belajar buatnya sendiri sehabis melihat beberapa referensi orang yang telah lebih dahulu memperoleh pekerjaan. <\/p>\n\n\n\n

          Tetapi, bersamaan berjalannya waktu serta pertumbuhan karier, maka sering- seringlah memperbarui ataupun mengupdate porto folio. <\/p>\n\n\n\n

          Berhubung saat ini telah masuk pada era digital, tidak terdapat salahnya membuat cantik penampilan portofolio supaya tidak nampak standar.<\/p>\n\n\n\n

            \n
          1. Cara Menjual Diri Lewat Portofolio :Sederhanakan Portofoliomu<\/strong><\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

            Walaupun telah memiliki segudang prestasi ataupun pengalaman kerja tersebut telah banyak, anda bahkan tidak butuh mencantumkan semuanya di dalam sebuah portofolio. <\/p>\n\n\n\n

            Ingat, bukan anda salah satunya yang melamar kerja ke industri tersebut. Daripada pihak hrd terlanjur bosan memandang portofolio anda yang sangat penuh, hanya cukup cantumkan hal- hal yang relevan. <\/p>\n\n\n\n

            Contohnya, tidak butuh lagi dalam mencantumkan pengalaman jadi mc apabila pekerjaan yang anda incar lebih banyak berada di balik meja, contoh penulis konten.<\/p>\n\n\n\n

            Porto folio dalam dunia kerja sendiri, biasanya diperlukan seorang melamar posisi pekerjaan di berbagai bidang seperti seni atau penerbitan, desain serta teknologi. <\/p>\n\n\n\n

            Sebagian tipe pekerjaan yang mewajibkan anda memiliki porto folio antara lain seperti desainer grafis, aplikasi pengembang, penulis, editor, seniman, serta creative director.<\/p>\n\n\n\n

            Dengan bawa porto folio, anda dapat lebih menolong proses wawancara berjalan lebih efisien. Membuat porto folio yang impresif bisa mencuri atensi para perekrut. <\/p>\n\n\n\n

            Oleh sebab itu, kumpulkan seluruh karya buatan anda serta putuskan setelah itu mana saja yang layak masuk dalam porto folio yang merupakan cara menjual diri lewat portofolio.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

            Cara menjual diri lewat portofolio tentu dianggap sangat mudah oleh beberapa orang. Namun, masih banyak […]<\/p>\n","protected":false},"author":6,"featured_media":7286,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"site-sidebar-layout":"default","site-content-layout":"","ast-site-content-layout":"","site-content-style":"default","site-sidebar-style":"default","ast-global-header-display":"","ast-banner-title-visibility":"","ast-main-header-display":"","ast-hfb-above-header-display":"","ast-hfb-below-header-display":"","ast-hfb-mobile-header-display":"","site-post-title":"","ast-breadcrumbs-content":"","ast-featured-img":"","footer-sml-layout":"","theme-transparent-header-meta":"","adv-header-id-meta":"","stick-header-meta":"","header-above-stick-meta":"","header-main-stick-meta":"","header-below-stick-meta":"","astra-migrate-meta-layouts":"default","ast-page-background-enabled":"default","ast-page-background-meta":{"desktop":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"ast-content-background-meta":{"desktop":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"footnotes":""},"categories":[144],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7285"}],"collection":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/6"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=7285"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7285\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/7286"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=7285"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=7285"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=7285"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}