{"id":7251,"date":"2023-10-13T20:10:23","date_gmt":"2023-10-13T13:10:23","guid":{"rendered":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/?p=7251"},"modified":"2023-10-13T20:10:23","modified_gmt":"2023-10-13T13:10:23","slug":"cara-menghadapi-bos-pilih-kasih","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/dunia-kerja\/cara-menghadapi-bos-pilih-kasih\/","title":{"rendered":"7 Cara Menghadapi Bos Pilih Kasih di Kantor"},"content":{"rendered":"\n

Cara menghadapi bos pilih kasih di kantor biasanya cukup banyak dicari oleh karyawan yang mempunyai masalah serupa. Hal ini karena tidak jarang ada banyak permasalah terjadi di kantor karena sifat orang yang berbeda termasuk dalam menghadapi atasan. Menurut BetterUp<\/a>, bos pilih kasih merupakan bos memberikan perlakuan istimewa yang tidak adil kepada karyawannya. Hal ini sangat meresahkan tentunya, berikut ini cara menghadapi bos pilih kasih di kantor, yuk simak!!!<\/p>\n\n\n\n

Ciri-Ciri Bos Pilih Kasih<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

1. Perlakuan Istilah kepada Sebagian Karyawan<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

 Bos yang pilih kasih akan memberikan perlakuan istimewa kepada beberapa karyawan atau tim tertentu, sementara yang lain diabaikan atau bahkan diberikan perlakuan yang tidak adil.<\/p>\n\n\n\n

2. Pemberian Kesempatan dan Penghargaan yang Tidak Merata<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Mereka mungkin memberikan peluang promosi, proyek-proyek menarik, atau penghargaan hanya kepada sebagian kecil karyawan favorit mereka, sementara yang lain yang sebenarnya lebih berkompeten dikesampingkan.<\/p>\n\n\n\n

3. Kritik yang Tidak Seimbang<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Bos pilih kasih mungkin cenderung memberikan kritik yang tidak seimbang atau lebih keras kepada beberapa karyawan, sementara yang lainnya dihindari dari kritik atau diberikan kritik yang lebih lembut.<\/p>\n\n\n\n

4. Kurangnya Transparansi dalam Keputusan<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Mereka mungkin tidak menjelaskan atau memberikan alasan yang jelas mengenai keputusan-keputusan yang mereka buat terkait dengan penggajian, promosi, atau penugasan proyek.<\/p>\n\n\n\n

5. Perubahan Aturan untuk Karyawan Tertentu<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Bos pilih kasih mungkin akan mengubah aturan atau kebijakan untuk memberikan keuntungan kepada karyawan tertentu atau memberikan perlakuan khusus kepada mereka.<\/p>\n\n\n\n

6. Penghindaran Konflik dengan Karyawan Favorit<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Mereka mungkin menghindari konflik atau pertentangan dengan karyawan favorit mereka, bahkan jika karyawan tersebut melakukan kesalahan atau melanggar kebijakan.<\/p>\n\n\n\n

7. Tidak Menerima Umpan Balik<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Bos pilih kasih mungkin tidak menerima umpan balik dari karyawan atau tidak membuka diri untuk mendengar pendapat atau saran dari semua anggota tim.<\/p>\n\n\n\n

Baca juga: Cara menghadapi bos yang tidak menghargai\/profesional<\/a><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Cara Menghadapi Bos Pilih Kasih<\/strong><\/h2>\n\n\n\n

1. Berusaha Berprasangka Baik<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Pertama-tama, cobalah untuk berprasangka baik terhadap niat bos Anda. Terkadang, tindakan atau keputusan yang terlihat sebagai pemilih kasih mungkin memiliki alasan yang lebih dalam atau tidak disengaja. Hindari membuat asumsi negatif terlebih dahulu.<\/p>\n\n\n\n

2. Fokus pada Karya dan Prestasi<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi pemilihan kasih adalah dengan fokus pada karya dan prestasi Anda. Kerjakan pekerjaan Anda dengan baik, berikan hasil yang konsisten, dan berusaha untuk menjadi karyawan yang berkontribusi positif di tempat kerja.<\/p>\n\n\n\n

3. Perbaiki Komunikasi<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Cobalah untuk meningkatkan komunikasi dengan atasan Anda. Terbuka untuk berbicara tentang ekspektasi dan peran Anda dalam tim atau organisasi. Sampaikan bahwa Anda ingin mendukung visi dan tujuan perusahaan.<\/p>\n\n\n\n

4. Cobalah Membantu Atasan<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Seringkali, bos yang memilih kasih mungkin memiliki banyak tekanan atau masalah yang membuatnya terlalu kritis atau ketat. Cobalah untuk membantu dengan memberikan solusi atau menawarkan dukungan yang Anda bisa berikan.<\/p>\n\n\n\n

5. Kendalikan Sikap dan Perasaan<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Walaupun mungkin merasa frustasi atau marah terhadap perilaku bos Anda, usahakan untuk tetap menjaga sikap yang profesional. Jangan biarkan emosi negatif mengganggu kinerja Anda atau hubungan dengan rekan kerja lain.<\/p>\n\n\n\n

6. Dekati Anak Emas Sang Atasan<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Jika Anda melihat bahwa ada satu atau beberapa rekan kerja yang mendapatkan perlakuan istimewa dari atasan, cobalah untuk memahami apa yang membuat mereka mendapat perhatian tersebut. Mungkin mereka memiliki keterampilan atau kualitas yang sangat berharga yang bisa Anda pelajari atau ambil contoh.<\/p>\n\n\n\n

7. Keputusan Resign<\/strong><\/h3>\n\n\n\n

Jika semua upaya untuk mengatasi situasi ini tidak berhasil dan Anda merasa bahwa pemilihan kasih bos sangat merugikan Anda, Anda mungkin perlu mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru. Keputusan ini harus dipikirkan dengan matang, dan Anda sebaiknya memiliki pekerjaan yang sudah ditawarkan sebelum mengundurkan diri.<\/p>\n\n\n\n

Baca juga: Cara menghadapi bos toxic<\/a><\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Cara menghadapi bos pilih kasih di kantor biasanya cukup banyak dicari oleh karyawan yang mempunyai […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":7252,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"site-sidebar-layout":"default","site-content-layout":"","ast-site-content-layout":"default","site-content-style":"default","site-sidebar-style":"default","ast-global-header-display":"","ast-banner-title-visibility":"","ast-main-header-display":"","ast-hfb-above-header-display":"","ast-hfb-below-header-display":"","ast-hfb-mobile-header-display":"","site-post-title":"","ast-breadcrumbs-content":"","ast-featured-img":"","footer-sml-layout":"","theme-transparent-header-meta":"","adv-header-id-meta":"","stick-header-meta":"","header-above-stick-meta":"","header-main-stick-meta":"","header-below-stick-meta":"","astra-migrate-meta-layouts":"set","ast-page-background-enabled":"default","ast-page-background-meta":{"desktop":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"ast-content-background-meta":{"desktop":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"footnotes":""},"categories":[144],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7251"}],"collection":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/14"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=7251"}],"version-history":[{"count":2,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7251\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":15770,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/7251\/revisions\/15770"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/7252"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=7251"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=7251"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=7251"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}