{"id":5852,"date":"2023-03-02T10:07:17","date_gmt":"2023-03-02T03:07:17","guid":{"rendered":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/?p=5852"},"modified":"2023-08-01T14:11:32","modified_gmt":"2023-08-01T07:11:32","slug":"contoh-motivation-letter-untuk-kerja","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/lamar-kerja\/contoh-motivation-letter-untuk-kerja\/","title":{"rendered":"Contoh Motivation Letter untuk Kerja yang Benar dan Tepat"},"content":{"rendered":"\n

Contoh motivation letter untuk kerja merupakan salah satu dokumen yang diminta untuk bisa melengkapi syarat mendaftar beasiswa. Fungsi motivation letter lainnya seperti motivation letter organisasi, magang, volunteer<\/a>, dan masih banyak lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Membuat motivation letter<\/a> ini memang terasa susah pada awalnya. Rasanya Anda ingin menunjukkan cocok untuk mengikuti organisasi atau pantas menerima beasiswa tersebut.\u00a0<\/p>\n\n\n\n

Tujuan Membuat Contoh Motivation Letter untuk Kerja <\/strong><\/h2>\n\n\n\n

Membuat surat motivasi itu sebenarnya sangat penting karena dari surat pengantar ini perekrut akan mengenal lebih tentang Anda. Ini juga menjadi kesempatan untuk menunjukkan bahwa Anda kandidat yang cocok untuk program tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Tidak jarang kandidat program beasiswa ini tidak lulus karena membuat motivation letter yang kurang meyakinkan. Pastinya semua organisasi, perguruan tinggi, serta perusahaan untuk kerja mencari kandidat yang benar-benar menginginkan posisi tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan, juga mencari orang bersemangat dengan apa yang dilakukan. Membuat Contoh motivation letter untuk kerja yang benar akan membuat Anda lebih unggul.<\/p>\n\n\n\n

Sebelum masuk ke bagian motivation letter untuk kerja, tentunya akan ada beberapa tips untuk membuatnya. Dengan begitu, Anda bisa langsung menyusun motivation letter dengan baik dan memperoleh hasil terbaik pula.<\/p>\n\n\n\n

    \n
  1. Lebih Fokus<\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

    Anda mungkin ingin sekali menuliskan banyak hal dalam Contoh motivation letter untuk kerja. Akan tetapi, Anda perlu ingat bahwa ada batas jumlah kata yang dapat digunakan.<\/p>\n\n\n\n

    Anda tidak dapat langsung menuliskan banyak hal sekaligus dalam motivation letter. Oleh sebab itu, fokuslah terhadap poin penting yang ingin Anda sampaikan. <\/p>\n\n\n\n

    Contohnya saja, Anda bisa lebih fokus pada satu isu yang sedang berkembang di bidang yang dilamar. Dengan begini, Anda akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian.<\/p>\n\n\n\n

    Baca juga: Contoh motivation letter beasiswa<\/a><\/strong><\/p>\n\n\n\n

      \n
    1. Mengenali perusahaan atau universitas yang dilamar<\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

      Motivation letter sebenarnya tidak hanya berisi tentang diri Anda. Oleh karena itu, Anda harus bisa menyambungkan diri sendiri dengan perusahaan atau universitas yang akan dilamar.<\/p>\n\n\n\n

      Kenali perusahaan dengan baik dan benar. Ketahuilah bagaimana karakteristik dan visi misi yang akan dibangun. Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah untuk mencari hubungan antara diri sendiri dengan perusahaan.<\/p>\n\n\n\n

        \n
      1. Membaca kembali<\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

        Setelah menyelesaikan contoh motivation letter untuk kerja, maka bisa baca kembali apa yang sudah ditulis dengan saksama. Hanya dengan membaca kembali, Anda bisa tahu bagian mana yang masih dapat diperbaiki.<\/p>\n\n\n\n

        Akan tetapi, membaca sendiri saja tidak cukup. Anda bisa langsung minta tolong keluarga, sahabat, serta kerabat untuk membaca motivation letter serta memberikan masukan.<\/p>\n\n\n\n

        Cara Buat Motivation Letter yang Terbaik <\/strong><\/h2>\n\n\n\n

        Ada beberapa struktur yang bisa membuat motivation letter Anda lebih praktis. Berikut ini sudah ada beberapa cara buat Contoh motivation letter untuk kerja, antara lain:<\/p>\n\n\n\n

          \n
        1. Pembuka Motivation Letter<\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

          Paragraf pembuka motivation letter harus lebih menarik, jelas. Akan tetapi, motivation letter ini tidak terlalu berlebihan. <\/p>\n\n\n\n

          Hindarilah untuk menulis paragraf pembuka yang umum. Hal ini karena pastinya ada banyak orang lain yang mengirim motivation letter. <\/p>\n\n\n\n

            \n
          1. Mengisi Motivation Letter<\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

            Paragraf ini merupakan salah satu bagian utama dari motivation letter Anda. Bagian isi ini harus lebih padat saat menyebutkan cerita dibalik pencapaian, dan keterampilan.<\/p>\n\n\n\n

            Selain itu, motivasi Anda terhadap bidang yang dilamar. Kemudian, tulislah motivation letter Anda secara faktual, perekrut akan tahu jika tidak jujur dan hanya membuat-buat cerita.<\/p>\n\n\n\n

            Baca juga: Contoh motivation letter untuk magang<\/a><\/strong><\/p>\n\n\n\n

              \n
            1. Penutup dari Motivation Letter<\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

              Pada bagian penutup Contoh motivation letter untuk kerja, maka tuliskan kesimpulan motivation letter Anda secara singkat, jelas, dan tegas. Oleh karena itu, yakinkan perekrut bahwa Anda merupakan kandidat yang tepat untuk program\/bidang tersebut.<\/p>\n\n\n\n

              Membuat motivation letter sebenarnya tidak terlalu mudah jika tips diatas Anda abaikan. Anda hanya perlu memikirkan baik-baik apa yang akan di sampaikan pada surat tersebut.<\/p>\n\n\n\n

              Namun, Anda tidak perlu khawatir soal pembuatan motivation letter ini. Apabila Anda berhasil mengikuti tips yang sudah di jelaskan, dijamin orang yang menerima motivation letter akan terpukau.<\/p>\n\n\n\n

              Beberapa informasi yang ada di atas tentunya harus Anda ketahui dengan jelas. Hal ini perlu Anda ketahui agar bisa langsung melamar kerja. Contoh motivation letter untuk kerja ini lebih praktis dan sederhana.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

              Contoh motivation letter untuk kerja merupakan salah satu dokumen yang diminta untuk bisa melengkapi syarat […]<\/p>\n","protected":false},"author":6,"featured_media":5853,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"site-sidebar-layout":"default","site-content-layout":"","ast-site-content-layout":"","site-content-style":"default","site-sidebar-style":"default","ast-global-header-display":"","ast-banner-title-visibility":"","ast-main-header-display":"","ast-hfb-above-header-display":"","ast-hfb-below-header-display":"","ast-hfb-mobile-header-display":"","site-post-title":"","ast-breadcrumbs-content":"","ast-featured-img":"","footer-sml-layout":"","theme-transparent-header-meta":"","adv-header-id-meta":"","stick-header-meta":"","header-above-stick-meta":"","header-main-stick-meta":"","header-below-stick-meta":"","astra-migrate-meta-layouts":"default","ast-page-background-enabled":"default","ast-page-background-meta":{"desktop":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"ast-content-background-meta":{"desktop":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"footnotes":""},"categories":[139],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5852"}],"collection":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/6"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=5852"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5852\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":11611,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5852\/revisions\/11611"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/5853"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=5852"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=5852"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=5852"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}