{"id":23219,"date":"2024-06-29T18:19:11","date_gmt":"2024-06-29T11:19:11","guid":{"rendered":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/?p=23219"},"modified":"2024-06-29T18:19:11","modified_gmt":"2024-06-29T11:19:11","slug":"cara-menjawab-pertanyaan-pernah-kena-phk","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/interview-kerja\/cara-menjawab-pertanyaan-pernah-kena-phk\/","title":{"rendered":"5 Cara Menjawab Pertanyaan Pernah Kena PHK Ketika Interview Kerja"},"content":{"rendered":"\n<p>Ketika terkena PHK sudah pasti bukan hal yang menyenangkan. Akan sulit juga untuk menjelaskannya pada rekruter. Hal ini juga yang membuat beberapa kandidat kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut. <\/p>\n\n\n\n<p>Lalu, bagaimana cara menjawab pertanyaan pernah kena PHK? Apakah harus mengatakannya dengan jujur atau tidak? Berikut penjelasannya.<\/p>\n\n\n\n<div class=\"wp-block-rank-math-toc-block\" id=\"rank-math-toc\" id=\"rank-math-toc\"><h2>Daftar Isi<\/h2><nav><ul><li ><a href=\"#sampaikan-mengapa-anda-di-phk\">Sampaikan Mengapa Anda di PHK<\/a><\/li><li ><a href=\"#cara-menjawab-pertanyaan-pernah-kena-phk\">Cara Menjawab Pertanyaan Pernah Kena PHK<\/a><\/li><\/ul><\/nav><\/div>\n\n\n\n<p><strong>Baca juga: <a href=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/interview-kerja\/tips-mempersiapkan-technical-interview\/\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\">Tips Mempersiapkan Technical Interview di Bidang IT<\/a><\/strong><\/p>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading\" id=\"sampaikan-mengapa-anda-di-phk\"><strong>Sampaikan Mengapa Anda di PHK<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p>Terkena PHK tidak selalu menjadi hal buruk di mata rekruter. Bahkan bisa saja menjadi nilai tambah karena rekruter ingin tahu bagaimana Anda bisa menghadapi masalah tersebut. <\/p>\n\n\n\n<p>Untuk itu, melansir dari <a href=\"https:\/\/work.chron.com\/should-lie-being-fired-application-21412.html\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener nofollow\">Chron<\/a>, lebih baik jika Anda jujur jika di PHK oleh perusahaan sebelumnya. Hal ini karena walaupun Anda berbohong, cepat atau lambat rekruter juga akan mengetahui kebenarannya. <\/p>\n\n\n\n<p>Bisa saja Anda juga dianggap dipecat karena melakukan tindakan kurang baik. Terutama dengan berbohong juga bisa mempengaruhi reputasi Anda di kantor. <\/p>\n\n\n\n<p>Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang di PHK selain karena performa, seperti perubahan bisnis, restrukturisasi perusahaan, atau keadaan perusahaan yang kurang baik karena bisnis menurun. <\/p>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading\" id=\"cara-menjawab-pertanyaan-pernah-kena-phk\"><strong>Cara Menjawab Pertanyaan Pernah Kena PHK<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"1-sampaikan-dengan-singkat\"><strong>1. Sampaikan dengan singkat<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Anda cukup menyampaikan secara singkat jika Anda terdampak PHK jika ditanya oleh rekruter alasan berhenti dari pekerjaan sebelumnya. <\/p>\n\n\n\n<p>Tidak perlu menjawab dengan bertele-tele karena jika Anda menjawabnya dengan penuh alasan dan penjelasan yang tidak penting, rekruter justru akan curiga. <\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"2-sampaikan-nilai-lebih-yang-anda-lakukan-selama-bekerja\"><strong>2. Sampaikan nilai lebih yang Anda lakukan selama bekerja<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Setelah Anda memberitahu rekruter mengenai alasan berhenti bekerja, Anda bisa menyampaikan nilai lebih yang Anda lakukan selama bekerja. Namun jawab pertanyaan tersebut jika rekruter mengajukan pertanyaan lanjutan. <\/p>\n\n\n\n<p>Hal ini bisa menjadi bukti, jika Anda memiliki kinerja yang baik dan juga menunjukkan alasan jika Anda di PHK karena terjadi perubahan bisnis atau kebijakan perusahaan. <\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"3-beritahu-kegiatan-anda-setelah-phk\"><strong>3. Beritahu kegiatan Anda setelah PHK<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Melansir dari<a href=\"https:\/\/www.thebalancecareers.com\/how-to-answer-interview-questions-about-being-laid-off-2061144\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener nofollow\"> The Balance<\/a>, Anda bisa menyampaikan berbagai macam hal yang dilakukan untuk mengisi kegiatan setelah berhenti bekerja. Jika Anda di PHK karena masalah performa kerja, justru menjadi bukti bahwa Anda berkomitmen untuk menjadi lebih baik. <\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"4-jangan-menjelek-jelekan-perusahaan\"><strong>4. Jangan menjelek-jelekan perusahaan<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Salah satu yang mungkin banyak dilakukan orang lain setelah terkena PHK adalah menyebarkan hal buruk mengenai perusahaan sebelumnya. Sedangkan hal ini bisa menjadi catatan tersendiri untuk rekruter. <\/p>\n\n\n\n<p>Anda akan dianggap tidak bisa menerima keadaan dan rekruter akan menilai Anda bisa melakukan hal yang sama pada perusahaan baru. <\/p>\n\n\n\n<h3 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"5-tunjukkan-bahwa-ada-hikmah-yang-bisa-diambil\"><strong>5. Tunjukkan bahwa ada hikmah yang bisa diambil<\/strong><\/h3>\n\n\n\n<p>Cara menjawab pertanyaan pernah kena PHK yang terakhir adalah menjelaskan pada rekruter bahwa ada hikmah yang bisa Anda ambil dari pengalaman tersebut. <\/p>\n\n\n\n<p>Anda bisa menjelaskan dengan &#8220;setelah dipecat, saya menggunakan waktu luang untuk refleksi diri. Saya juga semakin memiliki waktu untuk belajar lagi hal yang belum bisa saya pelajari selama bekerja.&#8221;<\/p>\n\n\n\n<p>Dengan begitu, rekruter akan menilai Anda sudah menerima keputusan perusahaan dan tidak berlama-lama larut dalam kesedihan.<\/p>\n\n\n\n<p>Nah, itulah beberapa cara menjawab pertanyaan pernah PHK jika Anda sedang dalam situasi tersebut. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Ketika terkena PHK sudah pasti bukan hal yang menyenangkan. Akan sulit juga untuk menjelaskannya pada [&hellip;]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":23220,"comment_status":"closed","ping_status":"","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"site-sidebar-layout":"default","site-content-layout":"","ast-site-content-layout":"default","site-content-style":"default","site-sidebar-style":"default","ast-global-header-display":"","ast-banner-title-visibility":"","ast-main-header-display":"","ast-hfb-above-header-display":"","ast-hfb-below-header-display":"","ast-hfb-mobile-header-display":"","site-post-title":"","ast-breadcrumbs-content":"","ast-featured-img":"","footer-sml-layout":"","theme-transparent-header-meta":"","adv-header-id-meta":"","stick-header-meta":"","header-above-stick-meta":"","header-main-stick-meta":"","header-below-stick-meta":"","astra-migrate-meta-layouts":"set","ast-page-background-enabled":"default","ast-page-background-meta":{"desktop":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"ast-content-background-meta":{"desktop":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"footnotes":""},"categories":[142],"tags":[],"class_list":["post-23219","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-interview-kerja"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/23219"}],"collection":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=23219"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/23219\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":23221,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/23219\/revisions\/23221"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/23220"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=23219"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=23219"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=23219"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}