{"id":21351,"date":"2024-03-13T12:15:43","date_gmt":"2024-03-13T05:15:43","guid":{"rendered":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/?p=21351"},"modified":"2024-03-13T12:15:43","modified_gmt":"2024-03-13T05:15:43","slug":"dosen-pembimbing-akademik","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/dosen-pembimbing-akademik\/","title":{"rendered":"Apa Itu Dosen Pembimbing Akademik? 8 Tugas, Kualifikasi hingga Gaji"},"content":{"rendered":"\n<p>Umumnya dosen pembimbing akademik merupakan\u00a0dosen yang\u00a0paling banyak berinteraksi dengan mahasiswa bimbingannya.<\/p>\n\n\n\n<p>sebab seorang dosen pembimbing akademik ini akan menjadi pembimbing\u00a0dari segala aktivitas\u00a0akademik yang\u00a0mahasiswa programkan di perguruan tinggi.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Adapun tugas pokok dari seorang pembimbing akademik mengarahkan mahasiswanya dalam memilih mata kuliah yang akan diambil pada setiap permulaan semester. <\/p>\n\n\n\n<p>Tak hanya itu, pembimbing akademik juga wajib mensosialisasikan mengenai pertimbangan kepada mahasiswa tentang beban kredit yang akan diambil. Serta juga menyetujui dan menandatangani KRS mahasiswa bimbingannya.<\/p>\n\n\n\n<p>Lantas, jika dilihat dari tugas utamanya, apakah peran dosen pembimbing akademik ini menjadi sangat penting di lingkungan universitas? <\/p>\n\n\n\n<p>Yuk mengenal lebih jauh mengenai definisi, tugas, keterampilan serta gaji dari seorang dosen pembimbing akademik untuk mengetahui seberapa pentingnya peran tersebut di sebuah perguruan tinggi.<\/p>\n\n\n\n<div class=\"wp-block-rank-math-toc-block\" id=\"rank-math-toc\" id=\"rank-math-toc\"><h2>Daftar Isi<\/h2><nav><ul><li ><a href=\"#apa-itu-dosen-pembimbing-akademik\">Apa Itu Dosen Pembimbing Akademik?<\/a><\/li><li ><a href=\"#tugas-dan-tanggung-jawab-dosen-pembimbing-akademik\">Tugas dan Tanggung Jawab Dosen Pembimbing Akademik<\/a><\/li><li ><a href=\"#skill-yang-dibutuhkan-dosen-pembimbing-akademik\">Skill yang Dibutuhkan Dosen Pembimbing Akademik<\/a><\/li><li ><a href=\"#kualifikasi-dosen-pembimbing-akademik\">Kualifikasi Dosen Pembimbing Akademik<\/a><\/li><li ><a href=\"#cara-menjadi-dosen-pembimbing-akademik\">Cara Menjadi Dosen Pembimbing Akademik<\/a><\/li><li ><a href=\"#dimana-dosen-pembimbing-akademik-bekerja\">Dimana Dosen Pembimbing Akademik Bekerja?<\/a><\/li><li ><a href=\"#berapa-gaji-dosen-pembimbing-akademik\">Berapa Gaji Dosen Pembimbing Akademik?<\/a><\/li><\/ul><\/nav><\/div>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"apa-itu-dosen-pembimbing-akademik\"><strong>Apa Itu Dosen Pembimbing Akademik?<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p>Berdasarkan laman <a href=\"https:\/\/is.undiksha.ac.id\/pembimbing-akademik\/\" data-type=\"link\" data-id=\"https:\/\/is.undiksha.ac.id\/pembimbing-akademik\/\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener nofollow\">Universitas Pendidikan Ganesha<\/a>, dosen pembimbing akademik adalah seorang dosen di perguruan tinggi yang diangkat sesuai keputusan rektor dan diberi tugas untuk membimbing sekelompok mahasiswa. <\/p>\n\n\n\n<p>Dosen tersebut akan diberi tugas untuk membimbing sekelompok mahasiswa untuk menyelesaikan studi dengan cepat dan efisien. Dosen pembimbing akademik ini juga dikenal dengan sebutan dosen PA atau ada juga yang menyebutnya sebagai dosen wali.<\/p>\n\n\n\n<p>Umumnya, seorang dosen PA mempunyai anak wali sebanyak 10 hingga 15 mahasiswa\/i, sehingga bimbingan dan pantauan terhadap mahasiswa dapat dilakukan secara efektif dan efisien sampai mereka menyelesaikan studinya.<\/p>\n\n\n\n<p>Dalam pelaksanaan bimbingan akademik terhadap mahasiswanya, seorang dosen PA dapat menemukan masalah-masalah non akademik yang berpengaruh terhadap prestasi akademik anak walinya. <\/p>\n\n\n\n<p>Masalah-masalah non akademik yang banyak ditemukan pada mahasiswa pada umumnya berkisar pada masalah ekonomi, masalah adaptasi dalam lingkungan yang baru dan\/atau lingkungan kampus, masalah pergaulan, masalah keluarga dan sebagainya.<\/p>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"tugas-dan-tanggung-jawab-dosen-pembimbing-akademik\"><strong>Tugas dan Tanggung Jawab Dosen Pembimbing Akademik<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p>Bagi para mahasiswa baru atau mahasiswa semester awal, mungkin kerap keliru antara dosen PA dengan pembimbing skripsi hingga bertanya-tanya apakah dosen pembimbing akademik sama dengan dosen pembimbing skripsi.<\/p>\n\n\n\n<p>Pada nyatanya, kedua pekerjaan tersebut berbeda. Mudahnya, fungsi dosen pembimbing akademik atau dosen PA ialah sebagai wali dari sekelompok mahasiswa, sementara dosen pembimbing skripsi berperan sebagai pemandu mahasiswa akhir yang hendak menyelesaikan perkuliahannya melalui tugas akhir atau skripsi.<\/p>\n\n\n\n<p>Untuk membantu Anda memahami tugas serta tanggung jawab dari dosen PA, berikut beberapa tugas dosen pembimbing akademik lengkap beserta tanggung jawabnya.<\/p>\n\n\n\n<ul class=\"wp-block-list\">\n<li>Membantu perguruan tinggi dalam mencapai tujuan pendidikan.<\/li>\n\n\n\n<li>Membantu mahasiswa menyelesaikan studi agar tepat waktu dengan cara yang efektif dan efisien.<\/li>\n\n\n\n<li>Meningkatkan pencegahan agar mahasiswa terhindar dari kesulitan yang menghambat studinya.<\/li>\n\n\n\n<li>Membantu mahasiswa dalam memilih menyusun dan merencanakan program studi jangka pendek maupun jangka panjang.<\/li>\n\n\n\n<li>Membantu mengembangkan teknik belajar sesuai ketentuan belajar mengajar di perguruan tinggi baik secara mandiri maupun secara kelompok.<\/li>\n\n\n\n<li>Membantu memahami dan mengamalkan peraturan yang berlaku di perguruan tinggi.<\/li>\n\n\n\n<li>Memantau perkembangan mahasiswa khususnya yang menyangkut kemajuan studinya, dan memberi gambaran adanya keadaan bahaya dan juga mendeteksi mahasiswa yang bermasalah.<\/li>\n\n\n\n<li>Memberikan gambaran tentang kemungkinan, alternatif dan peluang yang dapat dipilih mahasiswa dalam merencanakan kegiatan studi serta konsekkuensinya, khususnya tentang beban studi suatu semester tertentu dan mata kuliah yang akan ditempuhnya.<\/li>\n<\/ul>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"skill-yang-dibutuhkan-dosen-pembimbing-akademik\"><strong>Skill yang Dibutuhkan Dosen Pembimbing Akademik<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p>Menjadi seorang dosen pembimbing Akademik tidak hanya sekedar membimbing atau memonitor mahasiswanya saja. Lebih dari itu, sebagai dosen PA tentu harus memiliki kemampuan-kemampuan penunjang dalam memberikan bimbingan kepada mahasiswanya, terlebih ini di ranah perguruan tinggi, jadi tidak boleh asal-asalan.<\/p>\n\n\n\n<p>Berikut beberapa skill atau kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang dosen pembimbing akademik di antaranya.<\/p>\n\n\n\n<ul class=\"wp-block-list\">\n<li>Kemampuan untuk melakukan penelitian dengan cermat.<\/li>\n\n\n\n<li>Mampu menganalisis informasi yang kompleks.<\/li>\n\n\n\n<li>Memiliki kemampuan berpikir kritis yang kuat untuk mengevaluasi dan menginterpretasikan data secara efektif.<\/li>\n\n\n\n<li>Memiliki keterampilan komunikasi yang baik agar dapat menjelaskan konsep-konsep yang rumit dengan jelas kepada mahasiswa.<\/li>\n\n\n\n<li>Dapat berinteraksi dengan rekan sejawat dan komunitas ilmiah secara efektif.<\/li>\n\n\n\n<li>Penguasaan bahasa asing untuk mempermudah dalam mengakses literatur dan sumber daya global yang relevan dalam bidang studi.<\/li>\n\n\n\n<li>Menguasai teknologi informasi untuk memungkinkan dosen mengintegrasikan alat dan sumber daya teknologi ke dalam proses pembelajaran dan penelitian.<\/li>\n\n\n\n<li>Kompetensi pedagogik yang baik, ini mencakup kemampuan untuk merancang strategi pembelajaran yang efektif, mengadopsi metode pembelajaran yang inovatif, serta mampu mengelola kelas dengan baik demi menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memotivasi bagi mahasiswa.<\/li>\n<\/ul>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"kualifikasi-dosen-pembimbing-akademik\"><strong>Kualifikasi Dosen Pembimbing Akademik<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p>Untuk bisa menjadi dosen, seseorang harus memiliki kualifikasi akademik minimum yang ditetapkan, memiliki prestasi yang menonjol, memiliki kompetensi di bidangnya dan lulus seleksi yang diterapkan. <\/p>\n\n\n\n<p>Seorang dosen juga disyaratkan untuk memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas serta memiliki kompetensi sehingga dapat mengembang tanggung jawab profesional. <\/p>\n\n\n\n<p>Undang-Undang Pendidikan Tinggi mengatur bahwa\u00a0dosen untuk program Diploma atau Sarjana minimal berkualifikasi akademik Magister atau yang sederajat. <\/p>\n\n\n\n<p>Sementara\u00a0dosen untuk program Magister dan Doktor\u00a0minimal\u00a0berkualifikasi\u00a0akademik\u00a0Doktor\u00a0atau yang sederajat. Sama halnya dengan guru,\u00a0dosen pun memiliki sertifikat pendidik\u00a0yang merupakan tanda bukti tenaga keprofesionalan. <\/p>\n\n\n\n<p>Syarat untuk mendapat sertifikat pendidik adalah apabila memenuhi lama mengajar sekurang-kurangnya dua tahun, memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli dna lulus sertifikasi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai penyelenggara sertifikasi.<\/p>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"cara-menjadi-dosen-pembimbing-akademik\"><strong>Cara Menjadi Dosen Pembimbing Akademik<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p>Profesi dosen\u00a0sendiri menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 20015 harus\u00a0didasarkan atas prinsip\u00a0yang meliputi memiliki panggilan jiwa, minat, bakat dan idealism serta komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan dari berbagai aspek, baik itu pengetahuan, sikap maupun keterampilan. <\/p>\n\n\n\n<p>Dengan demikian, diharapkan dosen dapat membantu mahasiswa untuk menjadi pribadi yang cerdas, berakhlak mulia, bertanggung jawab dan memiliki kesadaran spiritual.<\/p>\n\n\n\n<p>Jika Anda telah merasa memiliki panggilan jiwa dan merasa cukup berbakat untuk menjadi seorang dosen pembimbing akademik, serta telah memenuhi berbagai aspek yang ada, berikut beberapa langkah umum yang dapat Anda ikuti untuk dapat menjadi dosen pembimbing akademik.<\/p>\n\n\n\n<ol class=\"wp-block-list\">\n<li>Menyelesaikan pendidikan sarjana dan gelar magister atau doktor sesuai bidang keahlian.<\/li>\n\n\n\n<li>Memperoleh pengalaman riset dan pengajaran di institusi pendidikan tinggi.<\/li>\n\n\n\n<li>Membangun jaringan profesional dengan sesama akademisi dan industri terkait.<\/li>\n\n\n\n<li>Mencari peluang untuk menjadi asisten dosen atau dosen tamu untuk mendapatkan pengalaman dalam membimbing mahasiswa.<\/li>\n\n\n\n<li>Mengikuti pelatihan atau kursus yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik dan keterampilan pembimbingan.<\/li>\n\n\n\n<li>Melamar posisi dosen pembimbing akademik di universitas atau institusi pendidikan tinggi yang sesuai.<\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"dimana-dosen-pembimbing-akademik-bekerja\"><strong>Dimana Dosen Pembimbing Akademik Bekerja?<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p>Dosen pembimbing Akademik biasanya bekerja di berbagai institusi pendidikan tinggi seperti universitas, perguruan tinggi, politeknik, atau institusi pendidikan lainnya yang menawarkan program sarjana atau pascasarjana.<\/p>\n\n\n\n<p>Setelah menjalani profesi menjadi dosen PA, mungkin Anda akan bertanya-tanya menjadi dosen pembimbing akademik sampai kapan. Pada dasarnya, seorang dosen pembimbing akademik dapat terus bekerja sepanjang karirnya di institusi pendidikan tinggi, selama masih aktif dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh institusi tersebut. <\/p>\n\n\n\n<p>Beberapa dosen PA dapat pensiun setelah mencapai batas usia pensiun yang ditetapkan oleh institusi atau negara, namun banyak juga yang tetap aktif dalam pembimbingan akademik hingga pensiun.<\/p>\n\n\n\n<h2 class=\"wp-block-heading has-medium-font-size\" id=\"berapa-gaji-dosen-pembimbing-akademik\"><strong>Berapa Gaji Dosen Pembimbing Akademik?<\/strong><\/h2>\n\n\n\n<p><a href=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/gaji-dosen\/\" target=\"_blank\" data-type=\"link\" data-id=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/gaji-dosen\/\" rel=\"noreferrer noopener\">Gaji dosen<\/a> yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada dasarnya diatur langsung oleh pemerintah, salah satunya melalui PERPRES No. 10 Tahun 2024 tentang Penyesuaian Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedelapan Belas.\u00a0<\/p>\n\n\n\n<p>Jadi misalnya dosen PNS yang berkarya 0-1 tahun ada pada level golongan III, maka gaji antara Rp 2.688.500 &#8211; Rp 4.797.000 per bulannya. Sementara gaji dosen golongan IV berkisar Rp 3.044.300 &#8211; Rp 5.901.200.<\/p>\n\n\n\n<figure class=\"wp-block-image aligncenter size-full\"><img fetchpriority=\"high\" decoding=\"async\" width=\"377\" height=\"160\" src=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-content\/uploads\/2024\/03\/image.png\" alt=\"\" class=\"wp-image-21359\" srcset=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-content\/uploads\/2024\/03\/image.png 377w, https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-content\/uploads\/2024\/03\/image-300x127.png 300w\" sizes=\"(max-width: 377px) 100vw, 377px\" \/><\/figure>\n\n\n\n<p>Berdasarkan survey yang dilakukan oleh <a href=\"https:\/\/theconversation.com\/berapa-gaji-dosen-berikut-hasil-survei-nasional-pertama-yang-memetakan-kesejahteraan-akademisi-di-indonesia-203854\" target=\"_blank\" data-type=\"link\" data-id=\"https:\/\/theconversation.com\/berapa-gaji-dosen-berikut-hasil-survei-nasional-pertama-yang-memetakan-kesejahteraan-akademisi-di-indonesia-203854\" rel=\"noreferrer noopener nofollow\">The Conversation<\/a>, ditemukan bahwa terdapat dosen yang berpenghasilan di bawah Rp3 juta rupiah per bulan, ini biasanya terjadi pada dosen yang masih pada tahap awal kariernya.<\/p>\n\n\n\n<figure class=\"wp-block-image aligncenter size-full\"><img decoding=\"async\" width=\"374\" height=\"170\" src=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-content\/uploads\/2024\/03\/image-1.png\" alt=\"\" class=\"wp-image-21360\" srcset=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-content\/uploads\/2024\/03\/image-1.png 374w, https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-content\/uploads\/2024\/03\/image-1-300x136.png 300w\" sizes=\"(max-width: 374px) 100vw, 374px\" \/><\/figure>\n\n\n\n<p><strong>Cari Tahu Profesi Lainnya<\/strong><\/p>\n\n\n\n<div class=\"wp-block-columns is-layout-flex wp-container-core-columns-is-layout-1 wp-block-columns-is-layout-flex\">\n<div class=\"wp-block-column is-layout-flow wp-block-column-is-layout-flow\">\n<ul class=\"wp-block-list\">\n<li><a href=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/dosen-adalah\/\" target=\"_blank\" data-type=\"link\" data-id=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/dosen-adalah\/\" rel=\"noreferrer noopener\">Tugas &amp; Tanggung Jawab Dosen<\/a><\/li>\n\n\n\n<li>Tugas &amp; Tanggung Jawab Dosen Pengampu<\/li>\n\n\n\n<li><a href=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/guru-adalah\/\" target=\"_blank\" data-type=\"link\" data-id=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/guru-adalah\/\" rel=\"noreferrer noopener\">Tugas &amp; Tanggung Jawab Guru<\/a><\/li>\n\n\n\n<li>Tugas &amp; Tanggung Jawab Guru Paud<\/li>\n<\/ul>\n<\/div>\n\n\n\n<div class=\"wp-block-column is-layout-flow wp-block-column-is-layout-flow\">\n<ul class=\"wp-block-list\">\n<li><a href=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/guru-olahraga-adalah\/\" target=\"_blank\" data-type=\"link\" data-id=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/guru-olahraga-adalah\/\" rel=\"noreferrer noopener\">Tugas &amp; Tanggung Jawab Guru Olahraga<\/a><\/li>\n\n\n\n<li>Tugas &amp; Tanggung Jawab Guru Sekolah Dasar<\/li>\n\n\n\n<li>Tugas &amp; Tanggung Jawab Guru Menengah<\/li>\n\n\n\n<li><a href=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/gaji-guru-honorer\/\" target=\"_blank\" data-type=\"link\" data-id=\"https:\/\/blog.pintarnya.com\/profesi\/gaji-guru-honorer\/\" rel=\"noreferrer noopener\">Tugas &amp; Tanggung Jawab Guru Honorer<\/a><\/li>\n<\/ul>\n<\/div>\n<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Umumnya dosen pembimbing akademik merupakan\u00a0dosen yang\u00a0paling banyak berinteraksi dengan mahasiswa bimbingannya. sebab seorang dosen pembimbing [&hellip;]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":21362,"comment_status":"closed","ping_status":"","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"site-sidebar-layout":"default","site-content-layout":"","ast-site-content-layout":"default","site-content-style":"default","site-sidebar-style":"default","ast-global-header-display":"","ast-banner-title-visibility":"","ast-main-header-display":"","ast-hfb-above-header-display":"","ast-hfb-below-header-display":"","ast-hfb-mobile-header-display":"","site-post-title":"","ast-breadcrumbs-content":"","ast-featured-img":"","footer-sml-layout":"","theme-transparent-header-meta":"","adv-header-id-meta":"","stick-header-meta":"","header-above-stick-meta":"","header-main-stick-meta":"","header-below-stick-meta":"","astra-migrate-meta-layouts":"set","ast-page-background-enabled":"default","ast-page-background-meta":{"desktop":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"ast-content-background-meta":{"desktop":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"footnotes":""},"categories":[140],"tags":[],"class_list":["post-21351","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-profesi"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/21351"}],"collection":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=21351"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/21351\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":21363,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/21351\/revisions\/21363"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/21362"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=21351"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=21351"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/blog.pintarnya.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=21351"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}